Hands of FREIENDSHIP

Hands of FREIENDSHIP
L.O.V.E

Senin, 21 November 2011

SEMU

Di hadapanku, kau selalu hadirkan semu
Kasat tentang perasaanmu
Kau hadir dalam rupa ruang terang dengan seberkas cahayamu
Tapi justru membawa kegelapan
Kau hadirkan pula kirana malam
Tapi kau hanya tampakan sekejap mata
Kau bersenandung di balik awan kelabu
Dan hanya bersembunyi di balik mega yang kelam
Akhirnya terhempas semua oleh rintik hujan
Semuanya benar-benar hilang terhalang hujan
Semuanya benar-benar hilang tanpa kenangan
Sebab semua tak pantas untuk di kenang
Cemburu yang dulu masih terbalut cinta
Sekarang benar-benar terbakar oleh asmara
Hanya bisa terdiam melihat kau pergi dari sisiku

Sabtu, 01 Oktober 2011

Tapi Bukan Aku (Part 2)


Masalah itu masih berlanjut sampai sekarang. Aku seorang Ovi, yang masih mengharapkan cinta seorang Yudha. Perlahan melepasmu adalah hal yang paling berat saat ini. Apalagi ketangan orang lain. Tapi, sebagai individu yang perseptif, kamu bisa melihat diriku yang sesungguhnya. Aku tak berdaya terhadapmu. Pahamilah analogiku. Aku pernah bilang pada Caca “Sudah, ga’ apa. Ambil saja…” walaupun sesungguhnya menusuk. Caca mungkin berpikiran, apakah aku sudah ikhlas melepas Yudha? Tentu jika boleh menjawab, aku jawab TIDAK.
Kamu pemuda berambut pendek, bersenyum menawan dan matanya bersinar. Itu adalah fisik yang aku ketahui. Aku belum terlalu paham hatimu. Aku tidak tahu apa yang sedang aku rasa. Aku bahagia, aku sedih, aku bimbang, aku belum tahu. Aku tidak tahu pasti, mengapa Yudha “mengacangi” aku, setiap aku ada. Aku hanya ingin katakan “Tolong! Kenali aku”.
Kristi akhirnya berada di pihakku. Dia adalah sahabat Caca. Satu langkah maju, untuk mengenal Yudha, walau itu adalah hal konyol. “Aku kurang apa? Ada yang salah denganku?” curhatku pada Kristi. “Sabar. Mau kau balas Caca?”tanyanya. “Tentu tidak. Aku tidak mau menusuk orang dari belakang.”kataku. “Andai saja, Yudha mau mengenalmu. Kamu humoris dan pintar. Dia saja yang sok jual mahal.”kata Kristi. Sejenak aku ingin melupakan Yudha. Tapi tetap tidak bisa!
Aku salah apa? Ada yang tidak beres dengan aku? Aku bingung! Aku tak tahu apa penyebabnya setiap ada aku, Yudha selalu “mengacangiku”. Aku juga tidak pernah menyimpan dendam atau pun apalah kepada Caca. Meski kelihatannya ikhlas melepas, tapi di dalam terasa sakit. Aku tidak bersikap munafik. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk mengenalnya! Tapi, apa balasannya?
Aku juga tidak bermaksud merusak persahabatan Caca dan Kristi. Inisiatif Kristi sendiri untuk membantuku. “Mungkin! Bukan sesuatu yang mustahil, kamu mengenal Yudha. Sayangnya dia sok jual mahal. Yang mustahil, bila aku berpacaran dengan Aldi. Itu baru mustahil. Kurasa jika Yudha mau, dia pasti akan berkenalan denganmu.” ucap Kristi. Sering kali aku hanya terdiam saat Kristi berucap itu. Itu KONYOL!
Oviiiiiii, jangan mencari pembenaran dalam dirimu, biarkan saja. Itu kata-kata yang selalu aku renungkan. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Aku mengerti hal ini. Aku harus segera merasa bahagia. Kalau tidak, aku akan terperangkap dalam depresi lagi. Yudha tidak pantas untuk terlalu disedihkan. Tapi mau apa lagi? Aku terlanjur cinta.
Terperangkap dalam cinta, memang tidak enak rasanya bila itu setengah hati. Juga, tak akan mungkin aku mengenalnya, bila sikapnya terus seperti itu. Air mataku mengalir deras, masuk ke dalam mulut. Penuh penyesalan dan rasa malu. Rasa-rasanya aku tak bisa berpikir jernih hari itu, hanya untuk Yudha. Aku terlalu mencintainya!
Ada yang tahu perasaanku? Mungkin tidak ada. Kristi yang sudah agak lama dekat denganku pun, dia tak tahu. Depresi tentang cinta! Ya, mungkin itu yang tepat saat ini. Mungkin aku tak akan bisa menjadi seperti yang engkau minta. Namun, selama nafasku masih terhembus, aku akan mencoba menjadi seperti yang engkau pinta.

Tapi Bukan Aku


Melupakan dirinya, merupakan salah satu hal dalam hidupku yang tak bisa kulakukan dalam sekejap. Begitu mengenang dan memang patut untuk dikenang. Seandainya kau tahu, aku masih berusaha tidak berpaling kelainnya hanya untukmu. Sayang, kau tidak merasa. Aku, seorang Ovi yang merindukan Yudha disini. Rasanya 2 tahun 2 bulan, belum cukup untuk mengetahui Yudha secara mendalam. Aku ingin mengenalnya lebih jauh. Tapi apa boleh buat?
Pertama melihatnya, adalah sewaktu MOS awal kelas 7. Dan berlanjut di kelas 8, tanpa berpaling daripadanya. “Cieeeee, Oviiiii.. Ehemmmm”teriak teman-temanku saat Yudha lewat di depanku. Malu tapi senang sekaligus berdebar.  Menurutku, itu hanyalah dukungan kecil agar Yudha mau mengenalku juga. Tapi ternyata, tidak sesuai rencana. “Eheemmm, Vi… Itu lho, ada di sana”kata Ella sambil menunjuk ke arah Yudha. “Biasa saja!”jawabku.
Mungkin, Yudha sudah mengetahui bahwa aku menyukainya. Sejak awal kelas 7, aku mulai mencari informasi sana-sini tentang dirinya. “Ee, kamu kenal Yudha kan? Dulu kamu satu sekolahan kan? Aku boleh minta nomer HP-nya?”tanyaku dengan agak memaksa pada salah satu temannya. “Oke, bolehlah. Aku punya 4 nomer. Kamu coba satu persatu ya? Hehehe ..”katanya. “Wah, sip. Terima kasih”.  
Berbagai macam cara selalu terbayang dalam otakku. “Bagaimana caranya agar dia tahu bahwa, aku ingin mengenalnya… Ingin mengenalnya lebih jauh, lebih dekat dan lebih dalam”. Itu salah satu hal yang selalu membayang pada diriku tentang Yudha.
Tapi itu dulu. Walaupun sekarang masih teringiang dan masih terkenang, hatiku sungguh pilu saat ini. Aku sudah berbulan-bulan menyukainya, tak ada niatkah Yudha untuk mengenalku pula? Seandainya bisa, aku ingin bicara “Di akhir tahun, aku hanya berharap dan aku mau kau jadi pasangan CLD ku, bisa?” tapi kurasa, itu tak mungkin.
Waktu itu hari ulang tahun Yudha. Teman-temanku beraksi. Dari bawah, mereka memanggil Yudha dan hampir saja aku di arak menuju kelasnya untuk memberikan selamat. Tapi tidak berhasil, Yudha tidak mau keluar kelas. Akupun tidak mendapat jabat tangannya. Sudahlah. Aku belum tahu dan sampai saat ini aku tidak tahu, mengapa Yudha selalu “mengacangi” aku setiap aku ada.
“Tumben kamu ga’ ceria Ovi?” tanya seorang temanku. “Tak apa, hanya masalah kecil.”jawabku pilu. Yah, itulah penyebabku. Setelah beberapa hari lalu, aku mendengar kabar bahwa Yudha telah mengajak Caca untuk CLD. Kenapa Yudha tidak mengajakku? Aku yang lebih duluan untuk mencintanya, tapi kenapa Caca yang di ajak?
Semenjak itu aku selalu galau dan bimbang. Mengapa juga Nirma bilang padaku dan Marcheline waktu itu “Yudha ngajak Caca CLD.” Katanya.  Biarlah semuanya berlalu dengan segera. Aku ingin membencimu, karena aku telah mencintaimu dan terlalu banyak berharap. Lupakanlah ini Yudha! Aku hanya ingin, kau kenal aku. Aku memang tidak sempurna. Aku akan tetap setia disini mengunggumu. Karena aku masih seperti dulu dan sekalipun hanya, sampai di sini.

Selasa, 12 Juli 2011

Love Story

About Love story,
Persahabatan ke Cinta ... Sudah BIASA
Cinta ke sahabat ? LUAR BIASA

Reff :
Andai saja tak ada rintangan yang memisahkan kita
Kau kan bersamaku selamanya
Ku kan bahagiakanmu dengan jiwa dan raga yang rapuh ini

By : "L" - Escamelony
Semarang, 6 Januari 2011
23.49

Enough !
Tidak dapat di sebar-luaskan lebih lanjut :)